Duduk merupakan kegiatan yang sering dilakukan sehari-hari. Mulai dari sarapan, berangkat kerja, hingga kerja di kantor, semuanya dilakukan dengan duduk. Di masa pandemi ini pula intensitas duduk semakin meningkat. Kegiatan yang biasanya dapat dilakukan dengan selingan berjalan kaki, kini dapat dilakukan dari rumah dengan duduk manis di belakang meja.
Meski begitu, sebetulnya tubuh manusia tidak didesain untuk duduk dalam jangka waktu yang lama. Produk ergonomis yang tersedia di pasaran, bahkan mungkin cenderung kurang membantu mengurangi efek buruk yang ditimbulkan. Pada jurnal minggu ini, kami akan menjelaskan beberapa efek kesehatan yang dapat timbul dari kebiasaan duduk sepanjang hari.
Metabolisme tubuh yang kurang lancar
Gangguan metabolisme tubuh seringkali berkaitan dengan gaya hidup yang kurang aktif. Ketika anda lebih banyak menghabiskan waktu duduk di depan komputer, anda juga lebih beresiko mengalami hal tersebut. Duduk berkepanjangan dapat memperlambat peredaran darah dan membuat darah berkumpul pada bagian bawah tubuh, seperti tungkai kaki. Ini dapat menjadi penyebab varises, bengkak pada pergelangan kaki, hingga penyumbatan pada pembuluh darah kaki (DVT). Selain itu, kurang gerak juga menyebabkan tubuh menyimpan lebih banyak lemak dan dapat mengganggu kelancaran peredaran darah. Kedua faktor ini menjadi penyebab penumpukan lemak pada pembuluh darah, yang dapat menyebabkan masalah kardiovaskuler seperti stroke dan serangan jantung. Riset menunjukkan bahwa ada sekitar 50% peningkatan resiko gangguan jantung bagi mereka yang sering duduk dibandingkan dengan orang-orang yang lebih aktif.ch.
Kenaikan berat badan
Ketika aktifitas fisik anda berkurang, logis bahwa akan ada penyimpanan energi yang berlebihan pada tubuh. Dalam hal ini, tubuh akan menyimpan energi tersebut menjadi lemak. Oleh karena itu, gaya hidup yang tidak aktif dapat membuat berat badan anda meningkat. Beberapa studi menunjukkan bahwa duduk dalam jangka waktu yang lama dapat menurunkan aktifitas lipoprotein lipase (LPL), yang dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk membakar lemak. Tubuh akan memilih untuk menggunakan karbohidrat sebagai sumber tenaga, sedangkan lemak yang telah ditumpuk tidak akan difungsikan. Bergerak aktif dapat membantu pelepasan lipoprotein lipase (LPL) oleh otot, yang membantu penggunaan lemak dan glukosa secara lebih efektif. Kebiasaan duduk anda cenderung membuat penumpukan lemak, yang mana dapat terlihat pada bagian tengah dan bawah tubuh. Bagi pria, penumpukan lemak pada bagian ini cenderung lebih berbahaya bagi kesehatan.
Peningkatan resiko diabetes
Seperti telah disebutkan pada poin sebelumnya, beberapa studi juga telah menunjukkan bahwa adanya kaitan erat antara gaya hidup yang kurang aktif, durasi duduk yang lama, dan perkembangan diabetes. Resiko diabetes cenderung meningkat pada orang-orang yang memiliki gaya hidup kurang aktif, dan seringkali duduk dalam jangka waktu yang lama menjadi salah satu faktornya. Kurangnya aktifitas fisik yang dilakukan tubuh dapat meningkatkan kadar insulin dan mengurangi aktifitas enzim dalam tubuh, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan gula darah dan resiko diabetes tipe 2.
Mempengaruhi postur tubuh dan kekuatan otot
Bekerja dari rumah menuntut kita untuk duduk dalam durasi yang lebih lama, sekaligus mengurangi aktifitas fisik yang biasanya dilakukan di kantor. Sebut saja naik-turun tangga, berjalan dari dan ke lapangan parkir, hingga mencari makan siang. Kurangnya pergerakan ini dapat membuat otot menjadi lemah, khususnya pada tubuh bagian tengah dan bawah. Otot pada bagian tubuh ini dapat menjadi pendek apabila tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama, membuat otot menjadi lemah dan meningkatkan resiko cedera saat berolahraga. Selain dari berkurangnya massa otot, duduk dalam jangka waktu yang lama dan tidak dalam postur yang baik juga dapat membuat pegal pada bagian leher, bahu, serta punggung. Penggunaan laptop atau smartphone perlu diperhatikan, khususnya ketika anda bekerja. Tidak jarang, tubuh cenderung membungkuk dan membuat tekanan pada bagian leher dan bahu. Hal ini tidak hanya membuat rasa yang tidak nyaman, tetapi juga dapat menyebabkan rasa nyeri yang kronis.
Meningkatnya resiko depresi
Terakhir, duduk terlalu lama juga dapat mempengaruhi kesehatan mental anda. Hal ini masih didalami oleh para peneliti, namun sejauh ini studi menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki gaya hidup yang kurang aktif cenderung lebih rentan mengalami stress, depresi dan gejala kegelisahan. Oleh karena itu, lakukanlah aktifitas fisik setiap harinya, misalnya dengan melakukan olahraga rutin. Selain dapat memperlancar metabolisme tubuh, produksi hormon kesenangan, yakni endorfin, juga meningkat saat olahraga. Hal ini tentunya dapat membantu mengurangi stress dan tekanan mental yang diakibatkan oleh gaya hidup yang kurang aktif.